BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi Kelompok
Sebelum kita membahas mengenai bentuk-bentuk komunikasi kelompok,
tentunya kita harus mengetahui pengertian dari komunikasi kelompok. Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok”kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konfrensi dan sebagainya.
Sedangkan menurut Michael Burgon ( dalam wiryanto, 2005) mendefenisikan
komunikasi kelompok yaitu :
“
komunikasi kelompok sebagi intraksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggota dapat mengingat karaktristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.”[1]
Dari
dua defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa, komuniksi kelompok adalah suatu
intraksi yang dilakukan tiga orang atau lebih secara tatap muka dengan
ketentuan yang telah disepakati.
B.
Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Didalam bukunya psikologi komunikasi Jalaluddin Rahmat
berdasarkan pendapat Jhon.F Cragan dan David W.Wright. membagi kelompok pada
dua kategori yaitu kelompok deskriftif dan kelompok perspektif.[2]
1.
Komunikasi Kelompok Deskriftif
Dalam komunikasi kelompok deskriftif, menunjukkan
kelasifikasi kelompok melihat proses tahapan perkembangan kelompok.
Kelompok
deskriftif dibedakan menjadi 3 :
a.
Kelompok tugas
b.
Kelompok pertemuan
c.
Kelompok penyadar
a)
Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah kelompok yang bertujuan untuk
mememcahkan suatu masalah. Aubrey Fisher ( dalam buku Jalaluddin Rahmat 1999),[3]
bahwa kelompok melewati empat tahap yaitu orentasi , konflik, pemunculan, dan
peneguhan. Pada tahap orentasi, setiap anggota saling mengenal dan saling
memahami satu sama lain. Tindak komunikasi pada tahap ini umumnya menunjukkan
persetujuan, mempersoalkan pernyataan serta terkadang tidak seragam dalam menafsirkan
usulan. Pada tahap konflik tentunya akan terjadi kontroversi diantara kelompok
serta mempertahankan pendirian masing-masing. Pada tahap pemunculan,
anggota-anggota bersikap tidak jelas dan komunikasi berupa usulan-usulan yang
ambigu. Pada tahap penengahan disini anggota kelompok mulai menemukan solusi
dari permasalahan dan menyatakan pendapat-pendapat mereka, dan pernyataan
umumnya bersifat positif.
b)
Kelompok Penemuan
Kelompok penemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri
mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar
lebih banyak tentang dirinya. Sebagi contoh ialah kelompok terapi dirumah sakit
jiwa yang membantu pasiennya untuk menemukan jati dirinya sendiri.
c)
Kelompok Penyadar
Kelompok penyadar bertujuan untuk menciptakan indentitas
social politik yang baru. Kelompok penyadar ini dibentuk atas dasar
kesamaan nasib, golongan dan ras. Sebagai contoh yaitu pada tahun 1960-an di
Amerika muncul gerakan emansipasi wanita radikal, mereka membentuk
kelompok-kelompok yang menggunakan kelompok wanita untuk menentang masyarakat
yang di dominasi pria.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok penyadar
muncul karena mereka memiliki pemikiran yang sama.[4]
2.
Komunikasi Kelompok Perspektif
Sudah sangat jelas jika komunikasi kelompok sangat
berpengaruh untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan,
serta dapat melahirkan gagasan-gagasan keratif untuk memecahkan suatu masalah.
Dalam kelompok perspektif, kelompok ini mengacu pada
langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapi tujuan
kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok perspektif,
yaitu diskusi meja bundar, symposium, diskusi panel, forum,, kolokuium dan
prosedur parlementer.
a.
Diskusi Meja Bundar
Didalam
diskusi meja bundar ini, lenih member kebebasan kepada anggota kelompok.
Karena sususnan tempat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebabs
diantara anggota-anggota kelompok. Dan dengan susunan meja bundar memudahkan
pertisipasi sponytan yang lebih demokratis, sehingga hubungan social secara
interpersonal dan semua anggota merasa diikut sertakan.[5]
b.
Simposium
Symposium
adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari
sebuah topic atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversal
dalam format diskusi yang telah dirancang sebelumnya.
c.
Diskusi Panel
Diskusi
pane adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berintraksi, baik
berhadap-hadapan maupun melalui mediator diantara mereka sendiri dan dihadiri
tentang masalah yang kontroversal.
Jalaludin Rahmat mengutip pendapat (Cragan dan Wright : 1980 ) menyatakan :
“ biasanya, susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan peserta diskusi pada
meja segi empat yang menghadap khalayak deengan moderator yang duduk di
tengah-tengah diantara kedua belah pihak.
d.
Forum
Forum
adalah waktu Tanya jawab yang terjadi setelah diskusi terbuk, misalnya
symposium. Ada lima macam symposium (1) Forum ceramah (2) forum debat (3) forum
dialog(4) forum panel dan, (5) forum symposium.[6]
e.
Kolokium
Kolokium
adalah sejenis format diskusi yang memebrikan kepada khalayak untuk bebas
member pertanyaan kepada orang atau beberapa orang ahli, perlu diinga,
kolokkium beformal dan diatur oleh seorang moderator.
f.
Prosedur Perlementer
Prosedur
perlemnetr adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta
diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan
harus dibuat. Tata tertib perlemen dijalankan dengan ketat sehingga siding
dapat menentukan siapa yang dapat berbicara, untuk berapa lama dan berapa kali.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
-
Didalam bentuk-bentuk komunikasi
kelompok terdapat dua bentuk yaitu kelompok deskriptif dan kelompok perspektif.
-
Kelompok deskriftif dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a.
Kelompok tugas
b.
Kelompok pertemuan
c.
Kelompok penyadar
-
Kelompok perspektif, dikategorikan
kedalam 6 kelompok :
a.
Diskusi meja bundar
b.
Symposium
c.
Diskusi panel
d.
Forum
e.
Kolokium, dan
f.
Prosedur parlementer.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat,
Jalaludin, (1999). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arni,
Muhammad, (2007), Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Internet,
makalah al-ayyubi. Komunikasi kelompok (2005)
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DALAM KELOMPOK KECILPengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi penting di dalam suatu kelompok. Secara umum keputusan di dalam kelompok dapat dibedakan atas 2 jenis: keputusan yg terprogram dan keputusan yg Tidak terprogram.
KEPUTUSAN TERPROGRAM adalah: keputusan yg menyangkut aspek-aspek yg rutin shg keputusan tsb dilakukan berulang-ulang sepanjang hidup kelompok tsb. Misal, keputusan tentang bahan baku, proses produksi, dsb. Karena menyangkut aspek rutin dan berulang- ulang, keputusan jenis ini biasanya sudah mempunyai kerangka prosedural tentang pengambilan keputusannya.
KEPUTUSAN TIDAK TERPROGRAM adalah: keputusan yg menyangkut hal-hal baru dan belum pernah dilakukan di dalam kelompok ybs. Misalnya,pengambilan keputusan pada saat kelompok akan membuka usaha atau kegiatan yg baru.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
7 langkah Proses pengambilan keputusan, yaitu:
(1) Menetapkan tujuan dan sasaran
(2) Identifikasi persoalan
(3) Mengembangkan alternatif
(4) Menentukan alternatif
(5) Memilih alternatif
(6) Menerapkan keputusan
(7) Pengendalian dan evaluasi.
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- STANDARD AGENDA (Agenda Standa/SA): Dikembangkan oleh John Dewey, pemikiran reflektif (tepekur/ kontemplasi) yang mencakup kehati-hatian, pendekatan sistematik utk sebuah masalah.
(a) Identifikasi masalah
(b) Analisis masalah
(c) Tentukan kriteria seleksi. Apa tujuan akhir diskusi?
(d) Membuat solusi umum. Hindari solusi “group thinking” dgn cara membuat list dari berbagai solusi yang ada.
(e) Evaluasi solusi dan seleksilah. Ukur masing2 solusi vs kriteria yg telah ditetapkan sebelumnya pada poin 3)
(f) Melaksanakan solusi.
2. NOMINAL GROUP TECHNIQUE (Tenik Kelompok Nominal/NGT) adalah: alat yg digunakan utk membuat keputusan dalam kelompok, ketika kelompok harus membuat rank order dari berbagai pilihan atau opsi. Untuk dapat menggunakan NGT, anggota kelompok bekerja sendiri-sendiri à me-list semua alternatif penyelesaian masalah/isu. Kadangkala Nominal Group Technique digunakan setelah sessi brainstorming dilakukan. Kemudian, fasilitator kelompok meminta setiap anggota kelompok scr individual membuat opsi prioritas dari yg terendah sampai yang tinggi prioritasnya. Akhirnya, fasilitator klompok menghitung rataan skor dari setiap ide. Skor terendah dari sebuah merupakan prioritas tertinggi bagi dia. Teknik “nominal group/NGT” ini akan baik, bila semua anggota kelompok memberikan pendapat-pendapat mereka, dan diskusi tidak didominasi oleh segelintir pendapat partisipan anggota kelompok (a few vocal group members) .
3. The Final Decision (Keputusan Akhir) : Ada banyak jalan yang bisa dilakukan suatu kelompok untuk mengambil sebuah keputusan, membuat suatu solusi, atau menghasilkan agreement (kesepakatan). Di antaranya yang populer sebagai “decision-making,” meliputi :
(a) Consensus: Semua partisipan anggota kelompok bersepakat dlm keputusan (final decision) via diskusi & debat kelompok
(b) Compromise
(c) Majority vote: Keputusan didasarkan kepada pendapat mayoritas (suara terbanyak) anggota-anggota kelompok.
(d) Decision by Leader: Kelompok menerima keputusan kepada putusan ketua kelompok.
(e) Arbitration: Sebuah badan atau orang dari luar kelompok yg memberikan keputusan akhir
DISKUSI MEDIASI & NEGOSIASI
Mediasi adalah intervensi negosiasi atau sebuah perselisihan dengan menggunakan pihak ketiga dimana pihak tersebut memiliki keterbatasan atau tidak memiliki kekuasaan dalam membuat keputusan, tetapi pihak tersebut memberikan bantuan secara sukarela pada pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan aatau mencapai resolusi persoalan. sehingga meminimalkan biaya dan gangguan psikologis. mediasi pada dasarnya adalah sebuah dialog atau negosiasi dengan melibatkan pihak ketiga.
Negosiasi dilaksanakan ketika kedua pihak:
1. saling bergantung dan harus bergantung pada kerjasama satu dengan yang lain untuk mendapatkan tujuan atau memenuhi kepentingan mereka
2. mampu untuk saling mempengaruhi dan untuk mengusahakan atau mencegah tindakan yang dapat menyebabkan kerugian.
3. ditekankan oleh deadline dan keterbatasan waktu dan share motivasi pada tahap awal perjumpaan.
4. sadar bahwa berbagai alternatif untuk sebuah penyelesaian negosiasi tidak muncul seperti pada tahap tawar-menawar dimana mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan dengan cara mereka sendiri.
5. mampu untuk mengidentifikasi pihak-pihak penting utama dan memasukkan mereka dalam proses pemecahan masalah.
6. mampu untuk mengidentifikasi dan menyetujui pada isu (pokok) persoalan yang dipertentangkan.
7. di dalam suatu situasi dimana kepentingan-kepentingan mereka tidak sepenuhnya bertentangan.
8. dipengaruhi oleh keterbatasan faktor eksternal, seperti keputusan yudisial yang tidak terduga, biaya, dll
Mediator dibutuhkan jika:
1. Emosi pihak-pihak yang bertikai meningkat
2. komunikasi di antar pihak-pihak yg terlibat buruk, baik kuantitas ataupun kualitas dan mereka tidak dapat merubah situasi dengan usaha mereka sendiri.
3. kesalahan persepsi atau stereotype
4. tindak-tanduk negatif yang dilakukan berulang-ulang.
5. terdapat ketidaksetujuan serius yang melebihi pengumpulan data dan informasi.
6. terdapat penggandaan pokok-pokok permasalahan yang dipertentangkan
7. terdapat banyak kepentingan yang bertentangan dimana pihak-pihak tersebut menemui kesulitan dan rekonsiliasi
8. pihak-pihak yang bertikai tidak memiliki prosedur negosiassi, menggunakan prosedur yang salah atau tidak menggunakan prosedur untuk mendapatkan keuntungan terbaik.
9. tidak terdapat struktur yang dapat diterima atau tidak ada forum untuk negosiasi.
10. pihak-pihak yang bertikai mengalami kesulitan memulai negosiasi atau sudah mencapai jalan buntun.
Peran Mediator:
1. membuka saluran komunikasi yang memiliki inisiatif komunikasi atau memfasilitasi komunikasi menjadi lebih baik jika pihak-pihak sudah terlanjur melakukan komunikasi.
2. pengesahan yang membantu semua pihak mengenali hak-hak mereka.
3. fasilitator yang menyediakan sebuah prosedur dan seringkali secara formal sebagai ketua sesi negosiasi
4. pelatih yang mendidik negosiator baru, tidak berpengalaman, atau tidak siap dalam proses tawar-menawar.
5. memberikan banyak akal, yakni yang menyediakan bantuan prosedur pada pihak-pihak yang bertikai dan menghubungkan mereka dengan ahi-ahli di luar dan sumber-sumber lainnya yang memungkinkan untuk memperluas pilihan-pilihan (opsi) penyelesain pertikaian.
6. penjelajah problem yang memungkinkan pihak-pihak yang bertikai untuk memeriksa sebuah problem dari berbagai sudut pandang, membantu dalam memberikan definisi dasar berbagai pokok persoalan dan kepentingan, dan mencari opsi yang menguntungkan kedua belah pihak.
7. Agen realiti yang membantu membangun sebuah penyelesaian yang dapat diimplementasikan dan berbagai pertanyaan dan tantangan pihak-pihak yang memiliki tujuan ekstrem dan tidak realistis.
8. Scapgoat yang memungkinkan mengambil beberapa tanggung jawab.
9. pemimpin yang mengambil inisiatif untuk bergerak begosiasi maju ke depan dengan menggunakan saran-saran prosedural.
Kemungkinan Hasil:
a) kalah – menang, hasil terjadi saat: satu pihak memiliki kekuasaan yang besar sekali, tidak terlalu mementingkan hubungan baik kedepannya, taruhan untuk kemenangan tinggi, satu pihak benar-benar asertif dan pihak lainnya yang bertikai tidak bergantung pada kerjasama mutual (saling menguntungkan), satu atau lebih pihak tidak kooperatif dan tidak bersedia untuk mengikutsertakan kooperatif pemecahan masalah.
b) Jalan buntu, terjadi saat: kedua belah pihak memilih untuk menghindari konflik dengan berbagai alasan. kedua belah pihak memiliki cukup kekuasaan untuk memaksa pokok-pokok persoalan. kurangnya kepercayaan, buruknya komunikasi, emosi yang ekspresif atau ketidakcukupan proses resolusi. taruhan untuk kemenangan rendah atau kedua belah pihak tidak perdulu pada perselisihan. kepentingan kedua belah pihak tidak saling berhubungan. satu atau lebih pihak tidak kooperatif.
c) Kompromi, terjadi saat: kedua belah pihak tidak memiliki cukup kekuasaan untuk menang secara penuh. kedua belah pihak bersikap komunikasi asertif. kepentingan kedua belah pihak saling bergantung. kedua belah pihak memiliki waktu ekstra untuk kooperatif dan tawar-menawar.
d) Menang – menang, hasil terjadi saat: kedua belah pihak tidak menggunakan pertarungan kekuasaan. mementingkan hubungan baik ke depannya. kedua belah pihak adalah pemecah/penyelesai masalah yang asertif. kepentingan (interest) kedua belah pihak benar-benar saling bergantung. kedua belah pihak bebas untuk berkooperatif dan untuk bergabung dalam memecahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar